Selasa, 14 Agustus 2012

“ARAK-ARAK” rute lintas alam yang melegenda

seperti yang sudah saya katakan di awal dahulu, bahwa bondowoso adalah kota yang berada di tengah tengah apitan gunung gunung alam yang hijau. Tentu dalam ilmu alam yang sudah diajarkan di sekolah sekolah bahwa jalan mendaki akan mudah dilewati apabila rute yang dibuat adalah berkelok kelok. Di gunung manapun pasti akan anda temukan jalan yang seperti itu bila kalian hendak menuju atau mendaki gunung itu, menuju suatu tempat yang berada tepat di puncaknya.

Di bondowoso jalan seperti ini sangatlah terkenal dengan nama “arak arak”. Jalan berkelok yang cukup panjang yang harus dilalui semua kendaraan yang hendak menuju kabupaten bondowoso.
Sejarah nama “arak arak” sendiri saya kurang tahu lengkapnya, tapi yang jelas nama itu memiliki sejarahnya sendiri untuk menggambarkan dan mengkabarkan akan jalan berkelok tersebut. Meskipun kita sendiri, khususnya saya tidak tahu sejarah pasti akan munculnya nama tersebut, tetap saja kita sebagai generasi muda harus memahami dan mentafsirkan sebutan itu dengan hal hal yang positif. Mengapa saya katakan demikian?, Karena memang sering saya dengar akan sejarah “arak arak” yang berorientasi pada hal yang negatif, yang bahkan sampai sekarang diyakini kebenarannya. Dan pada kesempatan kali ini tak akan secuilpun saya ceritakan kisah kisah negatif tentang “arak arak” yang melegenda ini.

Rute ini merupakan jalan tembus memotong gunung untuk sampai ke kabupaten bondowoso dengan waktu yang relatif lebih cepat, meskipun untuk sampai ke kabupaten ini tidak harus melewati jalur ini. anda bisa melewati kota jember atau kota situbondo untuk sampai ke kota bondowoso. Tapi, untuk anda yang datang dari arah surabaya, pasuruan serta probolinggo dan ingin menuju ke pusat kota bondowoso, “arak arak” adalah pilihan tepat untuk meringkas waktu dan jarak. Akan tetapi, bila yang dituju adalah bagian kota yang berbatasan dengan situbondo seperti prajekan dll, jalur timur melewati situbondo bisa dipilih agar tidak terlalu memutar serta terlalu membuang banyak waktu dan bahan bakar. Itu tentang letak dan fungsi “arak arak”.

Berikutnya akan coba saya deskripsikan tentang ekspektasi, suasana dan pengalaman rohani yang akan anda rasakan dan dapatkan kala melewati rite alam yang begitu fenomenal ini. “arak arak” adalah rute yang benar benar asli jalur lintas alam. Jalan menanjak berkelok kelok memberikan semacam pacuan adrenalin tersendiri bagi mereka yang berkendara melalui jalur ini. Kanan kiri jalan dihiasi oleh tebing tebing yang tinggi dan jurang jurang yang curam, jadi jarang atau bahkan tidak akan ditemui disini pengendara yang mengendarai kendaraannya di atas kecepatan 60 km/jam. Tikungan tajam hingga 90 derajat akan sering anda temui dan lewati. Bagi yang memiliki lambung rawan dan tidak terbiasa dengan jalan berkelok yang luar biasa lama, panjang dan tajam, saya sarankan untuk menyiapkan sekantong kresek atau plastik, persiapan jika tiba tiba anda ingin mengeluarkan semua isi perut anda karena mual dan pusing hebat. Atau bisa juga dengan melakukan persiapan sebelum melewati jalur ini, seperti mengosongkan perut terlebih dahulu atau minum obat anti mabuk. Semua penderitaan itu tidak akan anda dapatkan dengan tanpa imbalan yang setimpal, sepanjang perjalanan melalui jalur ini anda akan disuguhi berbagai pemandangan yang luar biasa indahnya. Pohon pohon hijau, rindang nan besar menghiasi sepanjang jalan jalur “arak arak”, angin sepoi suasana pegunungan akan meraba halus kulit kuduk anda, hembusan angin segar akan menggantikan oksigen yang anda keluarkan waktu tersiksa karena pusing dan mual, bahkan kalau anda beruntung anda akan menjumpai monyet monyet gunung liar yang mencari makan hingga ke pinggir pinggir jalan rute ini. Anda pun bisa memanjakan mata dengan menyaksikan betapa luar biasanya ciptaan tuhan lewat jurang jurang yang mengarah pada bagian gunung di bawahnya. Terhampar sawah sawah luas terbentang, hutan hutan tropis yang begitu hijau, lebat dan sangat mengagumkan.

Suasana seperti itu akan terus anda nikmati hingga anda sampai di pintu gerbang gapura kota bondowoso. Kurang lebih selama 1 jam anda akan disuguhkan semacam wisata alam pegunungan yang menakjubkan.
Begitulah keadaan yang dapat saya deskripsikan tentang jalur alam “arak arak” yang melegenda ini.

BONDOWOSO 22062012



BONDOWOSO “pelataran zamrud yang paling hijau”

Ini adalah tulisan ketiga saya yang akan menceritakan kembali tentang alam bondowoso yang begitu mempesona. Suasana alam yang mententramkan setiap orang yang pernah merasakannya, suasana yang akhir akhir ini saya rindukan kehadirannya.

Seminggu akhir ini saya keluar kota meninggalkan kedamaian kabupaten bondowoso. Pertama, karena adanya acara haul dan harlah pesantren saya di kota A. Kedua, karena ikutnya saya pada tes spmb ptain di kota B kemaren hari. Jumat 15 juni saya berangkat ke probolinggo melewati jalan berkelok yang sangat melegenda yang bernama “arak arak”. saat itu, sekali lagi saya saksikan dan saya yakini akan keadaan alam bondowoso yang luar biasa hijau, yang luar biasa indahnya. Kurang lebih 15 menit saya menikmati setelah akhirnya keluar daerah dan memasuki kawasan kabupaten lain (tidak saya sebutkan nama kabupaten). Perbedaan yang sangat jelas saya rasakan dari dalam kendaraan saat itu, yang sebelumnya suasana terasa sejuk dan mententramkan, lalu dengan tiba tiba menjadi gerah dan sangat merisaukan. Udara yang sebelumnya ringan untuk dihirup, seketika menjadi sesak untuk sekedar dirasa. Pemandangan yang sebelumnya berwarna cokelat dan hijau, seketika berubah menjadi warna gersang, kuning dan kelam. Garis tegas yang membedakan antara keadaan kedua kota, lebih implisit antara keadaan alam kedua kota.

Dari tiga tulisan saya tentang bondowoso kesemuanya membicarakan tentang potensi dan keadaan alamnya yang menurut saya adalah luar biasa untuk ukuran zaman yang mulai dijajah oleh materialisme, hedonisme dan berbagai penyakit lainnya yang menyebabkan orang rela dan tega untuk menukarkan lahan hijaunya hanya untuk seonggok bangunan tinggi nan menjulang, yang bahkan tak sedikitpun memberikan seseloki udara dan kesejukan seperti apa yang sebatang pohon berikan pada manusia. Untuk masalah yang lain umpama sektor ekonomi, politik dan lain lain saya tidak berani mendeskripsikan dan saya pun tidak menafikan bahwa kota ini tertinggal jauh dari kota kota lainnya di tapal kuda. Jadi, andaikan saya melebih lebihkan alam yang dimiliki kota ini bukan berarti saya telah merendahkan kota kota lain yang saya yakin juga memiliki unggulan dan kelebihan lain selain keadaan alamnya.

4 hari saya berada di kota A untuk mengikuti acara tersebut sekalian ber-reuni dan beramah tamah dengan teman teman seangkatan dulu. Kembali merasakan kehidupan pesantren yang telah saya tinggalkan setahun terakhir ini. Selama 4 hari itu saya sangat merindukan kehidupan bondowoso yang tentran dan jauh dari kebisingan serta kejenuhan. Saat itu saya menyadari bahwa ternyata “apa yang ada disekitar kita setiap harinya akan terasa “ada”nya ketika kita jauh dan meninggalkannya”. Tapi, untungnya semua kegelisahan saya dapat terobati dan tertambalkan dengan bertemunya saya dengan para kyai, para guru dan teman teman lama.

Sepulangnya dari kota A saya langsung menuju kota B. Kota yang juga merupakan tetangga bagi kota bondowoso. Puncak kejenuhan saya terjadi disini, suatu waktu dimana kejernihan fikiran dan ketenangan hati sangat dibutuhkan untuk menghadapi soal soal ujian. Dan itu karena suasan alam, udara dan lingkungan yang sangat kurang bersahabat. Tapi, mau tidak mau saya harus hadapi itu semua walaupun harus terus menerus terjebak dalam kejenuhan nisbi statis.

Kurang lebih sehari semalam saya berada, tinggal sejenak di kota B ini. 19 juni saya pun beranjak pulang menuju kota pertiwi. Jalur maesan dan grujugan yang saya lewati saat itu kembali memantapkan dan menjustifikasi bahwa bondowoso adalah benar benar kota yang keindahan alamnya masih sempurna hijau, sehijau pelataran zamrud yang banyak disebutkan orang orang untuk menggambarkan kedaan alam indonesia. Tak tahu lagi apa yang harus saya tulis untuk mendeskripsikan kehijauan bondowoso dan saya pun tak tahu lagi harus dengan apa agar kalian semua benar benar percaya dan yakin akan keindahan alam bondowoso yang begitu fenomenal dan terjaga keasriannya hingga saat ini. Mungkin, ini adalah tulisan terakhir saya tentang keindahan alam bondowoso. Sebenarnya masih banyak unek unek yang terperangkap di ujung otak saya tentang gambaran alam bondowoso, tapi perbendaharaan kata yang mungkin sedikit sekali saya miliki sekarang, yang menjadi sebab ketidakmampuan saya untuk meluapkan dan menumpahkan itu semua dalam bejana kertas dan tulisan.

Selanjutnya, saya akan bercerita kembali tentang kota kelahiran saya ini. Akan tetapi, dengan sudut pandang dan unsur lain yang dimiliki oleh kota bondowoso ini. Semoga bank kata kata saya mencukupi untuk meralisasikan itu semua.
Sekian dan terima kasih.....................

BONDOWOSO, 20062012