
Seperti yang saya ceritakan di episode sebelumnya, kudus
merupakan sebuah kota wali, kota santri, serta kota yang dipenuhi dengan para
penghafal dan orang yang sudah hafal kitab suci al quran. Dilihat dari fakta
dan sebutannya, sudah barang tentu kudus merupakan sebuah kota madani yang
menjunjung tinggi syari’at islam. Amar ma’ruf nahi mungkar jelas jelas
tergalang di kota yang kecil ini. di kota ini banyak terdapat mal mal dan
tempat perbelanjaan besar, seperti matahari dan mall kudus. Dan kalau anda
tahu, masyarakatnya sangat terbiasa menggunakan sarung, baju muslim dan kopyah
(bagi laki laki) kemanapun dan pada aktifitas apapun (kecuali ke kantor) yang
mereka kerjakan, bahkan kala berbelanja di mal mal besar sekalipun. Sedikit
sekali anda temui disini perempuan tanpa krudung yang membalut di kepala.
Seperti itulah kondisi kota ini beserta masyarakatnya pada hari hari biasa,
apalagi di hari jumat!.
Malam jumat saya tidak pernah pergi ke makam mbah sunan
kudus. Dapat dipastikan makam full tank malam ini. semua orang sekresidenan
pati pasti datang untuk ziarah malam ini, mulai dari wilayah pati sendiri,
jepara dan tentu saja kudus. Di malam malam lainnya makam akan tutup ketika
tengah malam. Tapi, khusus malam jumat, makam mbah sunan dibuka 24 jam sampai
pagi. Peziarah dari berbagai kota memenuhi makam malam ini. pekak tahlil dan
puji pujian menggema sampai pojok pesantren kecil saya, sampai tempat saya
menulis saat ini. memang kota kudus, terutama makam dan masjid menara kudus
tidak pernah sepi dari para peziarah tiap harinya. Apalagi pada hari minggu dan
malam jumat seperti sekarang ini.
Semua orang dari segala umur melakukan hal yang sama ketika
malam jumat tiba. Mulai dari anak anak, para pemuda pemudi dan orang orang
dewasa. semuanya berkumpul khusuyuk di makam mbah sunan kudus. segala keinginan
dan hajat, mereka tumpahkan malam ini kepada dzat yang maha memberi. Berharap,
dengan karomah dan barokah mbah sunan kudus, tuhan akan berkenan mengabulkan
segala hajat dan keperluan mereka. Jadi, dapat dibayangkan bagaimana keta’atan
yang dilakukan penduduk kota ini. bagaimana kasih sayang tuhan kepada penduduk
kota ini yang selalu meminta dan memohon, memelas menampakkan ketidakberdayaan
diri sebagai seorang hamba. Bagaimana
tuhan tidak akan menerangi kota ini dengan cahaya rahmatnya, sedangkan
penduduknya tenggelam dalam kepatuhan dan ketaatan pada semua perintah dan
larangannya. Sungguh mulia kota ini, kota dimana al allamah al hafidz mbah
arwani dilahirkan dan dibesarkan didalam bekapan cahaya al quran. Allahumma
ighfir lahu….
Tetapi semua hal yang saya ceritakan diatas akan menjadi
sebuah ironi yang sangat disesalkan, apabila dibenturkan pada kenyataan lain
dari kota yang mengagumkan ini. Saya baru percaya, dimana ada ma’ruf pasti ada
kemungkaran. Tentu merupakan suatu hal yang lumrah apabila kemungkaran
dilakukan oleh suatu golongan, sedangkan yang lainnya melakukan sesuatu yang
ma’ruf. Yang menjadi aneh adalah apabila ma’ruf dan kemungkaran dilakukan oleh orang yang sama di waktu dan
tempat yang sama pula. Berikut kisahnya…
Dikota ini terdapat banyak sekolah sekolah yang berkulikulum
layaknya kurikulum madrasah di pesantren salafi, terutama sekolah sekolah di
daerah sekitar menara kudus. Karena mengikuti seperti apa yang dipraktekkan di
pesantren pesantren. Setiap hari mereka dicekoki dengan berbagai pelajaran
pelajaran agama yang langsung bersumber dari literatur2 yang kental akan aroma
agama, yaitu kitab kuning. Khusus untuk tingkat aliyah harus ditempuh dalam
masa minimal empat tahun. Tidak ada buku
buku pelajaran berbahasa indonesia yang mereka bawa dan mereka pelajari
tiap harinya. Semuanya berbentuk kitab kitab kuning tebal nan menakutkan bagi
siapa saja yang melihatnya. Hafalan hafalan seumpama nazham alfiyah dan kitab
‘arba’in nawawi masih digalakkan dan menjadi tuntutan wajib bagi setiap
muridnya yang ingin naik kelas. Anggapan generasi islam yang berkualitas
intelektual dan imannya memang akan langsung terbayang kala melihat mereka
pertama kali dan segala aktifitas yang mereka lakukan di sekolah tiap hari.
Akan tetapi kenyataan yang terjadi tidaklah seindah itu kawan!.
Karena kurikulum mirip pesantren yang mereka gunakan, maka
jumat adalah hari libur sekolah sebagaimana minggu di sekolah umum. Dan malam
jumat adalah malam minggunya remaja daerah ini.
Menara kudus di malam jumat layaknya taman kota yang dipenuhi
pasangan muda mudi yang tengelam dalam madu cinta. Mereka tersenyum, tertawa,
kala berbincang ria di keharibaan masjid agung menara kudus dengan pasangan
mereka masing masing. hasrat yang terpendam seminggu lamanya pada sang kekasih,
serta penat yang sangat setelah beberapa waktu dipusingkan dengan berbagai
macam pelajaran disekolah ,mereka tumpahkan malam ini, disini, dibawah lantunan
ayat ayat quran yang menggema merdu dilangit langit kota suci kudus, di masjid
menara kudus malam ini.
Ada yang berkeliling memutari daerah menara sambil berpegang
tangan bahkan berdekap berpelukan, ada juga
yang hanya duduk mesra berdekatan di masjid sambil ditemani berbagai
macam makanan camilan. Itu buruknya..!!!
Yang menjadi aneh dan terkesan lucu adalah, sebelum mereka
mengerjakan semua itu di malam jumat kelabu, mereka terlebih dahulu pergi
berziarah ke makam mbah sunan. Masih tetap dalam bentuk berpasang pasangan, itu
yang pertama. Yang kedua, setelah melakukan ziarah ke makam mbah sunan kudus,
pasangan kekasih tersebut langsung bermesraan ria dengan masih menggunakan
kopyah, sarung dan baju taqwa rapi (bagi yang laki laki) serta krudung dan
gamis (bagi mereka yang perempuan). Berkeliling sebentar di areal sekitar makam
dan menara, setelah itu duduk di masjid berduaan sampai malam, dengan masih
menggunakan busana islami yang mereka kenakan ketika ziarah. Itu bagusnya…!!!
Hahahahaha….
Pelajaran yang dapat dipetik dari apa yang muda mudi kudus
lakukan di malam jumat adalah “lakukanlah sebuah ketaatan, sebelum kamu
melakukan suatu kemaksiatan..!!! ”. heheheh, bercanda.
Itu seputar kondisi dan situasi kota kudus di malam jumat
yang dapat saya lapor dan ceritakan. Dan saran saya kepada semua teman yang
akan mengunjungi kota ini adalah: pertama, jangan pernah sekali kali pergi ke
makam mbah sunan pada malam jumat (meskipun itu baik), kalau kamu tidak ingin terpenjara
dalam keramaian dan sesak orang selama berjam jam. Pergi saja di selain hari
dan malam jumat!, arti khusyu’ akan lebih mudah di dapatkan pada hari hari itu.
Kedua, jangan pernah sekali kali pergi ke masjid atau sekitar menara kudus di
malam jumat!, kalau kamu tidak ingin ternganga dan mengeluarkan air liur tanda
kepingin. Kecuali kamu punya pasangan lawan jenis!. Ckckckck..
Terlepas dari itu semua, kudus masih merupakan sebuah kota
suci, yang sangat beruntung apabila saya dapat memetik hikmah dan mengambil
pelajaran sebanyak banyaknya dari kota jenang ini.
Jum’at pagi
masjid menara akan terlihat seperti sebuah kapal tumpah
daripada terlihat sebagai sebuah masjid agung yang dikramatkan. Sepertinya,
besok pagi pak bakri dkk (takmir masjid) akan tertimpa rasa lelah yang luar
biasa.
Latar pendopo
(meratapi kesendirian)
KUDUS, 10112011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar