Jumat, 27 April 2012

KUDUS DALAM CATATAN -3 [antara maksiat dan ta'at]



Malam ini adalah malam jumat. Malam dimana allah membuka pintu ampunan bagi mereka mereka yang bertaubat dan memohon ampun malam ini. malam dimana semua ahli kubur dibebaskan dari siksa kubur yang pedih. Juga malam dimana semua malaikat turun untuk menaburkan rahmat tuhan bagi mereka yang memanfaatkan malam ini dengan hal hal yang positif. Sudah seharusnya bagi mereka yang mengerti akan keagungan malam ini untuk tidak menyia nyiakannya, apalagi di kota yang saya diami sekarang ini.
Seperti yang saya ceritakan di episode sebelumnya, kudus merupakan sebuah kota wali, kota santri, serta kota yang dipenuhi dengan para penghafal dan orang yang sudah hafal kitab suci al quran. Dilihat dari fakta dan sebutannya, sudah barang tentu kudus merupakan sebuah kota madani yang menjunjung tinggi syari’at islam. Amar ma’ruf nahi mungkar jelas jelas tergalang di kota yang kecil ini. di kota ini banyak terdapat mal mal dan tempat perbelanjaan besar, seperti matahari dan mall kudus. Dan kalau anda tahu, masyarakatnya sangat terbiasa menggunakan sarung, baju muslim dan kopyah (bagi laki laki) kemanapun dan pada aktifitas apapun (kecuali ke kantor) yang mereka kerjakan, bahkan kala berbelanja di mal mal besar sekalipun. Sedikit sekali anda temui disini perempuan tanpa krudung yang membalut di kepala. Seperti itulah kondisi kota ini beserta masyarakatnya pada hari hari biasa, apalagi di hari jumat!.
Malam jumat saya tidak pernah pergi ke makam mbah sunan kudus. Dapat dipastikan makam full tank malam ini. semua orang sekresidenan pati pasti datang untuk ziarah malam ini, mulai dari wilayah pati sendiri, jepara dan tentu saja kudus. Di malam malam lainnya makam akan tutup ketika tengah malam. Tapi, khusus malam jumat, makam mbah sunan dibuka 24 jam sampai pagi. Peziarah dari berbagai kota memenuhi makam malam ini. pekak tahlil dan puji pujian menggema sampai pojok pesantren kecil saya, sampai tempat saya menulis saat ini. memang kota kudus, terutama makam dan masjid menara kudus tidak pernah sepi dari para peziarah tiap harinya. Apalagi pada hari minggu dan malam jumat seperti sekarang ini.
Semua orang dari segala umur melakukan hal yang sama ketika malam jumat tiba. Mulai dari anak anak, para pemuda pemudi dan orang orang dewasa. semuanya berkumpul khusuyuk di makam mbah sunan kudus. segala keinginan dan hajat, mereka tumpahkan malam ini kepada dzat yang maha memberi. Berharap, dengan karomah dan barokah mbah sunan kudus, tuhan akan berkenan mengabulkan segala hajat dan keperluan mereka. Jadi, dapat dibayangkan bagaimana keta’atan yang dilakukan penduduk kota ini. bagaimana kasih sayang tuhan kepada penduduk kota ini yang selalu meminta dan memohon, memelas menampakkan ketidakberdayaan diri sebagai seorang hamba.  Bagaimana tuhan tidak akan menerangi kota ini dengan cahaya rahmatnya, sedangkan penduduknya tenggelam dalam kepatuhan dan ketaatan pada semua perintah dan larangannya. Sungguh mulia kota ini, kota dimana al allamah al hafidz mbah arwani dilahirkan dan dibesarkan didalam bekapan cahaya al quran. Allahumma ighfir lahu….
Tetapi semua hal yang saya ceritakan diatas akan menjadi sebuah ironi yang sangat disesalkan, apabila dibenturkan pada kenyataan lain dari kota yang mengagumkan ini. Saya baru percaya, dimana ada ma’ruf pasti ada kemungkaran. Tentu merupakan suatu hal yang lumrah apabila kemungkaran dilakukan oleh suatu golongan, sedangkan yang lainnya melakukan sesuatu yang ma’ruf. Yang menjadi aneh adalah apabila ma’ruf dan kemungkaran  dilakukan oleh orang yang sama di waktu dan tempat yang sama pula. Berikut kisahnya…
Dikota ini terdapat banyak sekolah sekolah yang berkulikulum layaknya kurikulum madrasah di pesantren salafi, terutama sekolah sekolah di daerah sekitar menara kudus. Karena mengikuti seperti apa yang dipraktekkan di pesantren pesantren. Setiap hari mereka dicekoki dengan berbagai pelajaran pelajaran agama yang langsung bersumber dari literatur2 yang kental akan aroma agama, yaitu kitab kuning. Khusus untuk tingkat aliyah harus ditempuh dalam masa minimal empat tahun. Tidak ada buku  buku pelajaran berbahasa indonesia yang mereka bawa dan mereka pelajari tiap harinya. Semuanya berbentuk kitab kitab kuning tebal nan menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya. Hafalan hafalan seumpama nazham alfiyah dan kitab ‘arba’in nawawi masih digalakkan dan menjadi tuntutan wajib bagi setiap muridnya yang ingin naik kelas. Anggapan generasi islam yang berkualitas intelektual dan imannya memang akan langsung terbayang kala melihat mereka pertama kali dan segala aktifitas yang mereka lakukan di sekolah tiap hari. Akan tetapi kenyataan yang terjadi tidaklah seindah itu kawan!.
Karena kurikulum mirip pesantren yang mereka gunakan, maka jumat adalah hari libur sekolah sebagaimana minggu di sekolah umum. Dan malam jumat adalah malam minggunya remaja daerah ini.
Menara kudus di malam jumat layaknya taman kota yang dipenuhi pasangan muda mudi yang tengelam dalam madu cinta. Mereka tersenyum, tertawa, kala berbincang ria di keharibaan masjid agung menara kudus dengan pasangan mereka masing masing. hasrat yang terpendam seminggu lamanya pada sang kekasih, serta penat yang sangat setelah beberapa waktu dipusingkan dengan berbagai macam pelajaran disekolah ,mereka tumpahkan malam ini, disini, dibawah lantunan ayat ayat quran yang menggema merdu dilangit langit kota suci kudus, di masjid menara kudus malam ini.
Ada yang berkeliling memutari daerah menara sambil berpegang tangan bahkan berdekap berpelukan, ada juga  yang hanya duduk mesra berdekatan di masjid sambil ditemani berbagai macam makanan camilan. Itu buruknya..!!!
Yang menjadi aneh dan terkesan lucu adalah, sebelum mereka mengerjakan semua itu di malam jumat kelabu, mereka terlebih dahulu pergi berziarah ke makam mbah sunan. Masih tetap dalam bentuk berpasang pasangan, itu yang pertama. Yang kedua, setelah melakukan ziarah ke makam mbah sunan kudus, pasangan kekasih tersebut langsung bermesraan ria dengan masih menggunakan kopyah, sarung dan baju taqwa rapi (bagi yang laki laki) serta krudung dan gamis (bagi mereka yang perempuan). Berkeliling sebentar di areal sekitar makam dan menara, setelah itu duduk di masjid berduaan sampai malam, dengan masih menggunakan busana islami yang mereka kenakan ketika ziarah. Itu bagusnya…!!!
Hahahahaha….
Pelajaran yang dapat dipetik dari apa yang muda mudi kudus lakukan di malam jumat adalah “lakukanlah sebuah ketaatan, sebelum kamu melakukan suatu kemaksiatan..!!! ”. heheheh, bercanda.
Itu seputar kondisi dan situasi kota kudus di malam jumat yang dapat saya lapor dan ceritakan. Dan saran saya kepada semua teman yang akan mengunjungi kota ini adalah: pertama, jangan pernah sekali kali pergi ke makam mbah sunan pada malam jumat (meskipun itu baik), kalau kamu tidak ingin terpenjara dalam keramaian dan sesak orang selama berjam jam. Pergi saja di selain hari dan malam jumat!, arti khusyu’ akan lebih mudah di dapatkan pada hari hari itu. Kedua, jangan pernah sekali kali pergi ke masjid atau sekitar menara kudus di malam jumat!, kalau kamu tidak ingin ternganga dan mengeluarkan air liur tanda kepingin. Kecuali kamu punya pasangan lawan jenis!. Ckckckck..
Terlepas dari itu semua, kudus masih merupakan sebuah kota suci, yang sangat beruntung apabila saya dapat memetik hikmah dan mengambil pelajaran sebanyak banyaknya dari kota jenang ini.

Jum’at pagi
masjid menara akan terlihat seperti sebuah kapal tumpah daripada terlihat sebagai sebuah masjid agung yang dikramatkan. Sepertinya, besok pagi pak bakri dkk (takmir masjid) akan tertimpa rasa lelah yang luar biasa.


Latar pendopo (meratapi kesendirian)
KUDUS, 10112011


     





Tidak ada komentar:

Posting Komentar